Jumaat, 30 Julai 2010

Wong Fei Hung




Dicatat oleh :
DRS. KHALIL IDHAM LIM (AHLI DEWAN UNDANGAN NEGERI TITI SERONG, PERAK)

Selama ini kita hanya mengenal Wong Fei Hung sebagai jagoan kungfu dalam filem "Once Upon A Time In China". Dalam filem itu, karakter Wong Fei Hung dimainkan oleh aktor terkenal Hong Kong, Jet Li.

Namun siapakah sebenarnya Wong Fei Hung? Wong Fei Hung adalah seorang ulama', ahli perubatan dan ahli beladiri legendaris yang namanya ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional China oleh pemerintah China. Namun pemerintah China sering berupaya mengaburkan jatidiri Wong Fei Hung sebagai seorang muslim demi menjaga imej kekuasaan Komunis di China.

Wong Fei Hung dilahirkan pada tahun 1847 di Kwantung (Guandong) dari keluarga muslim yang taat. Nama Fei pada Wong Fei Hung merupakan dialek Canton untuk menyebut nama Arab, Fais. Sementara Nama Hung juga merupakan dialek Kanton untuk menyebut nama Arab, Hussein. Jadi, bila di-bahasa-arab-kan, namanya ialah Faisal Hussein Wong. Ayahnya, Wong Kay Ying adalah seorang ulama' dan tabib ahli ilmu perubatan tradisional serta ahli beladiri tradisional Tiongkok (wushu/kungfu). Ayahnya memiliki sebuah klinik perubatan bernama Po Chi Lam di Canton (ibukota Guandong).

(Harus di ingat gelaran fei ini juga merujuk kepada orang-orang Cina muslim di negara kita seketika dahulu, i.e : Kumpulan Hai San di Perak).

Wong Kay Ying merupakan seorang ulama' yang menguasai ilmu wushu tingkat tinggi. Ketinggian ilmu beladiri Wong Kay Ying membuatnya dikenal sebagai salah satu dari Sepuluh Macan (Harimau) Kwantung. Posisi Macan Kwantung ini di kemudian hari diwariskannya kepada Wong Fei Hung. Kombinasi antara pengetahuan ilmu perubatan tradisional dan teknik beladiri serta ditunjang oleh keluhuran budi pekerti sebagai muslim membuatkan keluarga Wong sering turun tangan membantu orang-orang lemah dan tertindas pada masa itu. Kerana itulah masyarakat Kwantung sangat menghormati keluarga Wong.

Pesakit klinik keluarga Wong yang meminta bantuan perubatan umumnya berasal dari kalangan miskin yang tidak mampu membayar kos perubatan. Walau begitu, keluarga Wong tetap membantu setiap pesakit yang datang dengan sungguh-sungguh. Keluarga Wong tidak pernah memilih bulu dalam membantu, tanpa mempedulikan suku, ras, agama, semua dibantu tanpa pilih kasih. Secara rahsia, keluarga Wong terlibat aktif dalam gerakan bawah tanah melawan pemerintahan Dinasti Ch'in yang rasuah dan penindas.

Dinasti Ch'in ialah dinasti yang merobohkan kekuasaan Dinasti Yuan yang memerintah sebelumnya. Dinasti Yuan ini dikenal sebagai satu-satunya Dinasti Kaisar Cina yang anggota keluarganya banyak yang memeluk agama Islam. Wong Fei Hung mula mengasah bakat beladirinya sejak berguru kepada Luk Ah Choi yang juga pernah menjadi guru ayahnya. Luk Ah Choi inilah yang kemudian mengajarnya dasar-dasar jurus Hung Gar yang membuat Fei Hung berjaya melahirkan Jurus Tendangan Tanpa Bayangan yang menjadi lagenda.

Dasar-dasar jurus Hung Gar ditemukan, dikembangkan dan merupakan andalan dari Hung Hei Kwun, abang seperguruan Luk Ah Choi. Hung Hei Kwun adalah seorang pendekar Shaolin yang terlepas dari peristiwa pembakaran dan pembantaian oleh pemerintahan Dinasti Ch'in pada 1734. Hung Hei Kwun ini adalah pemimpin pemberontakan bersejarah yang hampir mengalahkan dinasti penjajah Ch'in yang datang dari Manchuria (sekarang kita mengenalnya sebagai Korea).

Jika saja pemerintah Ch'in tidak meminta bantuan pasukan-pasukan bersenjata bangsa asing (Russia, Inggeris, Jepun), pemberontakan pimpinan Hung Hei Kwun itu nescaya akan berjaya mengusir pendudukan Dinasti Ch'in. Setelah berguru kepada Luk Ah Choi, Wong Fei Hung kemudian berguru pada ayahnya sendiri hingga pada awal usia 20-an, ia telah menjadi ahli perubatan dan beladiri terkemuka. Bahkan ia berjaya mengembangkannya menjadi lebih maju.

Kemampuan beladirinya semakin sulit ditandingi ketika ia berhasil membuat jurus baru yang sangat taktis namun efisien yang dinamakan Jurus Cakar Macan dan Jurus Sembilan Pukulan Khusus. Selain dengan tangan kosong, Wong Fei Hung juga mahir menggunakan bermacam-macam senjata.

Masyarakat Canton pernah menyaksikan langsung dengan mata kepala mereka sendiri bagaimana ia seorang diri dengan hanya memegang tongkat berjaya menewaskan lebih dari 30 orang jagoan pelabuhan berbadan kekar dan kejam di Canton yang mengeroyoknya kerana ia membela rakyat miskin yang akan mereka peras. Dalam kehidupan keluarga, Allah banyak mengujinya dengan berbagai cubaan. Seorang anaknya terbunuh dalam suatu insiden perkelahian dengan mafia Canton.

Wong Fei Hung tiga kali menikah kerana isteri-isterinya meninggal dalam usia pendek. Setelah isteri ketiganya meninggal, Wong Fei Hung memutuskan untuk hidup sendiri sampai kemudian ia bertemu dengan Mok Gwai Lan, seorang perempuan muda yang kebetulan ahli beladiri. Mok Gwai Lan ini kemudian menjadi pasangan hidupnya hingga akhir hayat. Mok Gwai Lan turut mengajar beladiri pada kelas khusus perempuan di perguruan suaminya. Pada 1924 Wong Fei Hung meninggal dalam usia 77 tahun. Masyarakat Cina, khususnya di Kwantung dan Canton mengenangnya sebagai pahlawan pembela kaum mustad'afin (tertindas) yang tidak pernah gentar membela kehormatan mereka. Siapapun dan berapapun jumlah orang yang menindas orang miskin, akan dilawannya dengan segenap kekuatan dan keberanian yang dimilikinya.

Wong Fei Hung meninggal dengan meninggalkan nama harum yang membuatnya dikenal sebagai manusia yang hidup mulia, salah satu pilihan hidup yang diberikan Allah kepada seorang muslim selain mati syahid. Semoga segala amal ibadahnya diterima di sisi Allah SWT dan semoga segala kebaikannya menjadi teladan bagi kita, generasi muslim yang hidup setelahnya. Amin.

(Tidak menghairankan sekiranya Manchu sebagai maharaja terakhir China di gambarkan sebegitu rupa bagi menghalalkan kerajaan komunis sedia ada di China).

Klik sini

Tiada ulasan:

Catat Ulasan